Bismillaah...
Menurut
kalian menuntut ilmu itu apa sih??? Apakah hanya sekedar ke sekolah? ke kampus?
ke tempat seminar? atau yang paling kece ke majelis ta'lim? Trusss datang,
duduk, diam, atau mendengarkan kah??? G diam juga ya sobat, nanya juga kan
ya??? Iya dong... Sobatkan pada kece-gaul abisss.... Truz, menuntut ilmu itu
apa ya???? #Pikirin dulu ya... Gimana udah???
Okey....
Menuntut ilmu itu adalah.... Eits, tunggu dulu, sebelum menjelaskan arti
menuntut ilmu kita perlu tau landasan menuntut ilmu, bahasa kerennya hukum
menuntut ilmu... Wahhh... membahas tentang menuntut ilmu, ada hukum dan
sanksinya juga loh...
Mari
kita simak penuturan Rasulullah saw melalui Anas bin Malik ra, “Mencari ilmu itu fardhu atas setiap orang
muslim” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Ternyata sobat, nuntut ilmu itu
hukumnya WAJIB! Tapi tunggu dulu.... Ilmu apa dulu??? Matematika? Kimia?
Fisika? Ekonomi? Pertanian? Kedokteran? Bahasa? Ilmu agama islam??? Apakah
sobat merasa Wajib??? FARDHU??? Mana nih yang Wajib sewajib-wajibnya (Fardhu
ain)??? Atau G wajib-wajib banget (Fardhu kifayah)???
Kebayang
g sobat, klo kita semua diwajibin belajar matematika dengan kalkulusnya??? Atau
Kimia dengan susunan, proses dan embel-embelnya??? Kedokteran dengan obat dan
operasinya??? Atau kesemuanya itu diwajibkan??? Woahhh.... @_@. Pusing g
tuh.... Gimana dong dengan teman yang memiliki keterbatasan atau alergi??? Kasian
kan...
Untungnya
ilmu-ilmu tersebut dan sejenisnya g diwajibkan... artinya, menuntut ilmu
tersebut hukumnya Fardhu kifayah. Jika seseorang telah ada yang mempelajarinya
maka yang lain tidak wajib lagi mempelajarinya... Alhamdulillah ya... Jadi ilmu
tersebut merupakan pilihan, kita mau mempelajari... sok atuh... Terserah kemampuan
dan keinginan para sobat... Sobat kan punya cita-cita masing-masing kan....
Kata
ibnu Qudamah, ilmu-ilmu tersebut perlu untuk dipelajari demi menjaga
kelangsungan hidup di dunia. Seperti ilmu kedokteran, urgen untuk dipelajari
karena diperlukan untuk mengetahui cara menjaga kesehatan tubuh. Tuh... menjaga
kesehatan juga bentuk rasa syukur kita kepada Allah swt, sobat...
Nah...
gimana nih, klo sobat yang udah SMA, Diploma, S1??? Masih mau lanjut ke tingkat
selanjutnya??? Wah... g apa-apa... Itu merupakan sebuah keutamaan tersendiri
buat sobat. Asal ingat, ayat yang pertama diwahyukan Allah swt... “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan” (QS. Al ‘Alaq:1). Agar usaha kita menuntut ilmu tidak sia-sia.
Sabat,
tadi kan hanya ilmu yang g wajib-wajib banget. Nah... Ilmu mana nih yang
diwajibkan untuk dipelajari oleh semua umat muslim dan tidak mengenal waktu,
umur, dan tidak bisa diwakilkan kan??? ApA ya??? Apa sobat merasa ada ilmu yang
wajib dipelajari selama ini??? Wajib dipelajari sejak kecil dan akhir usia
kita??? Coba pikir.... Kuras otaknya... diingat-ingat...
Hmmm...
Yups... betul, ilmu agama islam... Bahasa kerennya ilmu ddiin... Apakah
sehari-hari kita telah mempelajari yang wajib ini??? Jawab sendiri-sendiri
ya... Dalam kehidupan sehari-hari kita hanya mendapatkan ilmu tersebut wajib
dipelajari karena statusnya sebagai mata pelajaran di SD, SMP, dan SMA. Padahal
tidak hanya sebatas sampai dengan di SMA. Tapi hingga roh kita sampai dengan di
tenggorokan. Medianya??? Wah... banyak sekali, tidak dipungut biaya pula...
Contohnya??? Majelis ta’lim yang sudah banyak diadakan dimana-mana dan setiap
hari. Radio, buletin, majalah islam, dan banyak lagi...
Ada
yang bertanya, mengapa ilmu ini diwajib kan dan tidak boleh diwakilkan??? Hal
ini karena berhubungan dengan diri pribadi kita masing-masing dengan Sang
Pencipta, Allah swt yang menentukan predikat kepada masing-masing hambanya
dengan balasan tak terduga. Predikatnya adalah apakah kita penghuni syurga atau
penghuni neraka. Pilih mana??? Penghuni syurga??? Usahanya mana??? G hanya
milih2 dong.... harus ada usaha...
Eh...
sobat, jangan membuat jurang pemisah antara ilmu ddiin dengan ilmu-ilmu lainnya
(matematika, bahasa, dll) ya... Karena mereka saling terkait, tak bisa
dipisahkan... Karena ilmu ddiin, membahas mencakup semua tentang diri kita, tauhid,
apa yang boleh dan apa yang tak boleh, tingkah laku, hati, dan banyak hal yang
sangat mendukung ilmu-ilmu lainnya. Jadi orang yang kuliahnya di bidang Biologi
atau ilmu dunia lainnya dan tetap mencari ilmu ddiin di setiap waktu, memiliki
keutamaan tersendiri.
Rasulullah
saw, pernah berkata: “Sesungguhnya orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang
lain, maka setiap hewan melata akan memohonkan ampun baginya, termasuk pula
paus di lautan”. Jika ada yang bertanya, Bagaimana mungkin ikan paus memohonkan
ampun bagi orang yang mengajarkan ilmu ddin??? Maka ibnu Qudamah menjawab,
karena manfaat ilmu ddin itu meliputi segala sesuatu, termasuk ikan paus.
Orang-orang yang menuntut ilmu akan mengetahui apa yang boleh dilakukan dan apa
yang dilarang. Orang berilmu ini tentu akan memberikan nasehat agar berbuat
santun kepada segala sesuatu, termasuk kepada hewan yang disembelih dan ikan
paus. Dan Allah swt telah mengilhamkan kepada setiap makhluk berupa permohonan
ampunan bagi orang-orang berilmu itu sebagai balasan dari perbuatan mereka yang
baik.
Sobat
sudah tau hukumnya, truz apa ya balasannya bagi orang yang tidak menuntut ilmu
ddin??? Jawabnya adalah berdosa. Contohnya, belajar tentang sholat, kalo sobat
tidak belajar rukun solat, bacaan di dalam sholat dan tata cara yang telah
dicontohkan Rasulullah saw, bagaimana sobat sebagai seorang muslim??? Belajar mengaji, kalo sobat tidak belajar cara melafadzkan
huruf-hurufnya, tidak belajar menempatkan tempat keluarnya huruf, tidak belajar
hukum-hukum bacaan, karena cuek saja, merasa bacaan baik-baik saja dan
melagunya bagus-bagus saja saat di dengar sendiri -padahal bisa salah baca dan
salah makna-, maka bagaimana sobat sebagai seorang muslim???
So,
sebagai seorang muslim yang sudah membaca dan mengetahui, mari ubah sedikit
jadwal kita, kalau senin sampai sabtu penuh dengan kegiatan sekolah atau pun
kuliah, maka disela-selanya sempatkanlah membeli, membaca buku islami dan
jangan malu untuk bertanya kepada sobat lain... Atau di hari minggu yang
kosong, sekali-kali diiisi dengan menghadiri majelis ilmu atau bahasa kerennya “taman-taman
syurga”.
Jadi
bisa disimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah mempelajari, memahami, mengamalkan dan
mendakwahkan apa yang telah dipelajari, baik ilmu dunia maupun ilmu ddiin, hukum
mempelajari ilmu dunia adalah fardhu kifayah, sedangkan ilmu ddiin adalah
fardhu ain.